Remote
Prosedure Call
Gagasan tentang RPC (Remote Procedure Call) pertama
kali ditemukan pada tahun 1976. Perusahaan yang pertama kali menggunakan RPC
adalah Xerox pada tahun 1981. RPC di implementasikan pertama kali di sistem
operasi Unix, Sun's RPC (sekarang disebut ONC RPC). ONC RPC masih banyak
digunakan saat ini pada beberapa platform. Implementasi Unix yang lain
digunakan oleh Apollo Computer Network Computing System(NCS). NCS kemudian
digunakan sebagai dasar fondasi DCE/RPC di OSF Distributed Computing
Environment (DCE). Satu dekade kemudian diadopsi oleh perusahaan Microsoft
DCE/RP, Microsoft RPC (MSRPC) sebagai dasar mekanisme mereka, dan berjalan pada
DCOM (Distributed Object Component Model). Sekitar waktu yang sama pertengahan
tahun 90-an, Xerox PARC's ILU, dan Object Management Group CORBA, menawarkan
paradigma RPC yang lain berdasarkan objek terdistribusi dengan mekanisme yang
menggunakan metode warisan. 
A.      Definisi
Remote Prosedure Call 
Remote Procedure Call (RPC) adalah sebuah metode
yang memungkinkan kita untuk mengakses sebuah prosedur yang berada di komputer
lain. Untuk dapat melakukan ini sebuah 
server harus menyediakan layanan 
remote procedure. Pendekatan yang dilakuan adalah sebuah  server membuka  socket, lalu menunggu client yang meminta
prosedur yang disediakan oleh server. Bila client tidak tahu haruS
menghubungi  port yang mana,  client bisa me-request kepada sebuah  matchmaker pada sebuah RPC  port yang tetap.  Matchmaker akan memberikan  port apa yang digunakan oleh prosedur yang
diminta client.
RPC 
adalah  suatu  protokol 
yang  menyediakan  suatu 
mekanisme komunikasi  antar  proses 
yang  mengijinkan  suatu 
program  untuk  berjalan pada 
suatu  komputer  tanpa 
terasa  adanya  eksekusi 
kode  pada  sistem 
yang jauh  (remote  system). 
RPC  mengasumsi  keberadaan 
dari  low-level  protokol transportasi  seperti 
TCP  atau  UDP 
untuk  membawa  pesan 
data  dalam komunikasi  suatu 
program.  Protokol  RPC 
dibangun  diatas  protokol 
eXternal Data  Representation  (XDR), 
yang  merupakan  standar 
dari  representasi  data dalam komunikasi remote. Protokol XDR
mengubah parameter dan hasil dari tiap servis RPC yang disediakan.
Protokol 
RPC  mengijinkan  pengguna 
(users)  untuk  bekerja 
dengan prosedur  remote  sebagaimana 
bekerja  dengan  prosedur 
lokal.  Prosedur panggilan  remote 
(remote  procedure  calls) 
didefinisikan  melalui  rutin 
yang terkandung  didalam  protokol 
RPC.  Tiap  message 
dari  panggilan  akan disesuaikan dengan message balikan.
Protokol RPC sendiri sebenarnya adalah suatu 
protokol  untuk  ”meneruskan 
pesan”  yang  mengimplemntasikan protokol  non-RPC 
lain  seperti  panggilan 
remote  batching  dan 
broadcasting. Protokol ini juga mendukung adanya prosedur callback dan
select subroutine pada sisi server.
RPC masih menggunakan cara primitif dalam
pemrograman, yaitu menggunakan paradigma procedural programming. Hal itu
membuat kita sulit ketika menyediakan banyak 
remote procedure. RPC menggunakan  socket untuk berkomunikasi dengan proses
lainnya. Pada sistem seperti SUN, RPC secara default sudah ter-install kedalam
sistemnya, biasanya RPC  ini digunakan
untuk administrasi sistem. Sehingga seorang administrator jaringan dapat
mengakses sistemnya dan mengelola sistemnya dari mana saja, selama sistemnya
terhubung ke jaringan.
B.       Prinsip
Remote Prosedure Call
Client
adalah komputer atau proses yang mengakses suatu layanan, resources dari proses
atau komputer pada suatu jaringan. Server adalah komputer yang menyediakan
servis/layanan dan resources, dan yang mengimplementasikan servis jaringan.
Tiap servis pada network adalah susunan dari program remote, dan tiap program
remote mengimplementasi prosedur remote. Semua prosedur berikut parameternya
dan hasilnya didokumentasi secara spesifik pada protokol suatu program.
C.      Fitur
Dalam Remote Prosedure Call 
RPC
memiliki fitur-fitur sebagai berikut: batching calls, broadcasting calls,
callback procedures dan using the select subroutine.
1.     
Batching
Calls
Fitur Batching calls mengijinkan klien untuk
mengirim message calls ke server dalam jumlah besar secara sequence(berurutan).
Batching menggunakan protokol streaming byte seperti TCP/IP sebagai mediumnya.
Pada saat melakukan batching, klien tidak menunggu server untuk memberikan
replyterhadap tiap  messagesyang dikirim,
begitu pula dengan server yang tidak pernah mengirimkan messages reply. Fitur
inilah yang banyak digunakan klien, karena arsitektur RPC didesain agar pada
tiap call messageyang dikirimkan oleh klien harus ada proses menunggu balasan
dari server. 
Oleh karena itu maka pihak klien harus dapat
mengatasi error yang kemungkinan terjadi karena pihak klien tidak akan menerima
peringatan apabila terjadi error pada message yang dikirim.
2.     
Broadcasting
Calls
Fitur Broadcasting mengijinkan klien untuk
mengirimkan paket data ke jaringan dan menunggu balasan dari network. Fitur ini
menggunakan protokol yang berbasiskan paket data seperti UDP/IP sebagai
mediumnya. BroadcastRPC membutuhkan layanan port mapperRPC untuk mengimplementasikan
fungsinya.
3.     
Callback
Procedures 
Fitur Callback Procedures mengijinkan server untuk
bertindak sebagai klien dan melakukan pemanggilan RPC kembali ke proses yang
dijalankan oleh klien.
4.     
Select
Subroutine.
Fitur ini akan memeriksa deskripsi dari suatu file
dan messages dalam antrian untuk melihat apakah mereka siap untuk dibaca
(diterima) atau ditulis (dikirim), atau mereka dalam kondisi ditahan sementara.
Prosedur ini mengijinkan server untuk menginterupsi suatu aktivitas, memeriksa
datanya, dan kemudian melanjutkan proses aktivitas tersebut.
D.      Otentifikasi
Remote Prosedure Call 
Proses
otentifikasi adalah proses yang digunakan untuk mengidentifikasi server dan
klien pada RPC. (Newmarch, 1995). Untuk setiap prosedur remoteyang dilakukan
protokol RPC menyediakan slot yang dipakai sebagai parameter otentifikasi yang
berfungsi agar pemanggil (caller) dapat memberikan identitasnya kepada server.
Parameter otentifikasi ini dibuat di paket klien. Otentifikasi RPC terdiri atas
beberapa bagian. Berikut ini adalah bagian-bagian pada otentifikasi RPC: 
1.     
Protokol
Otentifikasi RPC 
Protokol Otentifikasi RPC disediakan sebagai bagian
dari protokol RPC. Untuk setiap prosedur remote, semuanya diotentifikasi oleh
paket RPC pada server. Parameter yang digunakan adalah respon verifier.
Sedangkan pada pihak klien, setiap paket RPC diberikan parameter otentifikasi
dan parameter yang digunakan adalah credential dan verifier. 
2.     
Otentifikasi
NULL 
Otentifikasi NULL digunakan pada sistem
dimana pemanggil (caller) RPC tidak mengetahui identitasnya sendiri dan server
tidak membutuhkan identitas pemanggil. 
3.     
Otentifikasi
Data Encryption Standard(DES) 
Otentifikasi DES membutuhkan keyserv
daemonyang harus berjalan baik di sisi server maupun klien. Tiap pengguna pada
sistem ini harus memiliki kunci publik (public key) yang disahkan pada database
kunci publik oleh Administrator jaringan tersebut. 
4.     
Protokol
Otentifikasi DES 
Protokol Otentifikasi DES meliputi
protokol penanganan DES pada proses otentifikasi RPC. Protokol ini mencakup
64-bit blok data DES yang terenkripsi dan menentukan panjang maksimum untuk
username pada jaringan yang digunakan. 
5.     
Otentifikasi
Data Encryption Standard ( DES )
Otentifikasi 
DES  membutuhkan  keyserv 
daemon  yang  harus 
berjalan baik  di  sisi 
server  maupun  klien. 
Tiap  pengguna  pada 
sistem  ini  harus memiliki  kunci 
public  (  public 
key  yang  disahkan 
pada  database  kunci publik oleh Administrator jaringan
tersebut.
6.     
Enkripsi
Diffie-Hellman 
Enkripsi Diffie-Hellman digunakan pada pembuatan
kunci publik pada otentifikasi DES dengan menggunakan 192-bit kunci. Enkripsi
ini memiliki dua buah variabel konstan, yaitu BASE dan MODULUS yang digunakan
pada protokol otentifikasi DES. 
RPC
hanya berhubungan dengan proses otentifikasi, tidak dengan kontrol akses
terhadap servis/layanan individual yang diberikan. Tiap layanan
mengimplementasikan peraturan mengenai kontrol akses masing-masing. Subsistem
otentifikasi pada paket RPC bersifat open-ended, artinya beberapa otentifikasi
dapat diasosiasikan pada RPC klien.
E.       Kelebihan
Dan Kekurangan Remote Prosedure Call 
Kelebihan RPC 
·        
Relatif
mudah digunakan : 
Pemanggilan
remote procedure tidak jauh berbeda dibandingkan pemanggilan local procedure.
Sehingga pemrogramdapat berkonsentrasi pada software logic, tidak
perlumemikirkan low level details seperti socket, marshalling&
unmarshalling. 
·        
Robust
(Sempurna): 
Sejak
th 1980-an RPC telah banyakdigunakan dlm pengembangan missioncritical
application yg memerlukan scalability, fault tolerance, & reliability. 
Kekurangan RPC 
·        
Tidak
fleksibel terhadap perubahan: 
-         
Static
relationship between client & server at run-time. 
·        
Berdasarkan
prosedural/structured programming yang sudah ketinggalan jaman 
            dibandingkan
OOP.
F.       Lapisan
Remote Prosedure Call 
Bagian
antar-muka (interface) dari RPC dibagi menjadi 3 lapisan/bagian (layer) yaitu: 
1.      Lapisan Tertinggi (Highest Layer) 
Lapisan
ini merupakan lapisan yang bersentuhan langsung dengan sistem operasi, mesin
dan jaringan tempat RPC berjalan. Layer ini umumnya banyak digunakan pada
pembuatan dan pemprograman RPC karena penggunaan  layer ini sama saja dengan penggunaan RPC.
Banyak servis/layanan pada layerini yang berhubungan langsung dengan informasi
yang banyak dibutuhkan. Berikut ini jenis-jenis servis lainnya yang banyak
digunakan pada layer ini
2.      Lapisan Menengah (Intermediate Layer) 
Lapisan
ini merupakan implementasi dari RPC sesungguhnya. Pada layer ini, seorang user
tidak harus berhubungan dengan soket, sistem operasi atau implementasi lo-level
lainnya. Pada layer ini, seorang 
userhanya melakukan proses remotepada suatu mesin. Layer ini merupakan
layer yang digunakan untuk semua program RPC. 
Pada  layer 
ini  terdapat  rutin-rutin 
mengenai  ”registerrpc()”,  ”callrpc”, dan  scv 
run.  Dua  rutin 
yang  disebut  pertama 
adalah  rutin-rutin  yang fundamental. ”registerrpc() digunakan
untuk memperoleh nomor unik dari tiap 
prosedur  identifikasi  dalam 
tiap  sistem.  Sedangkan 
”callrpc()” digunakan  untuk  mengeksekusi 
prosedur  remote.  Implementasi 
layer diatasnya dilakukan pada layer ini
3.      Lapisan Terendah (Lowest Layer) 
Lapisan ini merupakan lapisan yang mengatur tentang
soket dan sistem call. Lapisan ini tidak memberikan data dan servis secara
detail untuk dapat digunakan. Umumnya program yang dibuat untuk lapisan ini
merupakan program yang paling efisien. Permasalahan yang timbul pada sistem ini
berkaitan dengan penyesuaian implementasi RPC untuk sistem operasi yang
berbeda.
G.      Implementasi
Remote Prosedure Call
a.      Bahasa
Remote Prosedure Call 
Bahasa  RPC 
(RPC  Language  - 
RPCL)  merupakan  bahasa 
yang dikembangkan  dari  bahasa 
XDR.  Bahasa  RPC 
memiliki  kemiripan  dengan bahasa 
XDR  namun  dengan 
beberapa  penambahan  yaitu 
program  definisi.
Implementasi  layanan  protokol 
dan  rutin  menggunakan 
command  rpcgen yang
berkorespondensi dengan bahasa pemprograman C. Deskripsi dari bahasa RPC
meliputi :
1.      Definition
File  dengan 
bahasa  RPC  memiliki 
beberapa  definisi,  diantaranya adalah enum, struct, union,
typedef, const, dan program.
2.      Structure
Struktur  pada  bahasa 
RPC  dideklarasikan  seperti 
pada pendeklarasian struktur dalam bahasa C
3.      Union
Union
pada bahasa RPC berbeda dengan bahasa C. Kemiripan lebih ditunjukkan dengan
variasi pada bahasa Pascal
4.      Enumeration
Enumerasi  pada 
bahasa  ini  memiliki 
syntax  yang  sama 
dengan bahasa C.
5.      TypeDef
Tipe  Definisi 
(  Typedef  )  pada  bahasa 
ini  memiliki  syntax 
yang 
sama
dengan typedef pada bahasa C.
6.      Constant
Constant  pada 
bahasa  ini  dapat 
digunakan  jika  variabel 
integer konstant dibutuhkan.
7.      Programs
Program  RPC 
dideklarasikan  dengan  syntax 
berikut  secara berurutan  : 
programdefiniton, 
version-list,  version,  procedure-list, procedure.
8.      Declarations
Dalam  bahasa 
ini,  terdapat  empat 
jenis  tipe  deklarasi 
yaitu  :  simple 
declarations,
fixed-length array declarations, variable -length declaration, dan 
pointer
declaration
b.      Port
Mapper 
Port
adalah kanal komunikasi diantara klien dan server. Port-port komunikasi ini
dibedakan berdasarkan nomor yang dimilikinya dengan fungsi masing-masing. Namun
nomor-nomor port ini, terutama yang memberikan layanan RPC, tidak diberikan
pada jaringan transport. Jaringan transport hanya menyediakan layanan
pemprosesan messagedi dalam jaringan. (Spangler, 2004).
Untuk
mengatasi hal ini, maka programpada komputer klien harus mampu untuk mencari
nomor portuntuk tiap program di server yang hendak digunakan. Protokol port
mapper adalah suatu layanan pada jaringan yang dapat mengatasi masalah ini.
Protokol ini memberikan hak pada klien untuk mencari nomor port untuk semua
program  remote yang disediakan oleh
server. Dengan demikian maka implementasi protokol ini pada suatu program port
mapperakan memetakan tiap-tiap program RPC dan nomor versinya dengan
nomor-nomor port yang spesifik. 
c.       Meregister
Port 
Port
Mapper terletak pada nomor port111 pada setiap mesin (hostmaupun server) dan
merupakan satu-satunya layanan jaringan yang mempunyai portyang khusus dan
tetap. Sedangkan untuk jenis layanan jaringan lainnya, nomor port-nya dapat
statis atau berubah-ubah asalkan kesemuanya terdaftar pada port mapper.
Penempatan nomor portuntuk tiap program remoteke dalam port mapper akan
mengotomatisasi administrasi nomor-nomor port. Hasilnya akan disimpan dalam
satu file dimana file ini akan diduplikat ke setiap klien. Sehingga akan
terjadi proses pembaruan data (update) setiap kali ada program remotebaru yang
disediakan oleh jaringan. Salah satu cara alternatif agar sistem tidak harus
selalu meng-update file mapper-nya adalah dengan menempatkan hasil pemetaan
portprogram remote pada suatu file Network File System(NFS) yang di-sharing.
Namun hal ini membawa masalah apabila server tidak dapat berfungsi, maka
seluruh jaringan juga tidak dapat menggunakan fungsi ini. 
Pemetaan
port program yang disimpan pada suatu port mapper di server disebut dengan
portmap. Port mapperini akan dijalankan secara otomatis tiap kali mesin server
dijalankan. Lalu baik program server maupun klien akan memanggil prosedur port
mapper. Kemudian sebagai bagian dariproses inisialisasi, program server akan
memanggil port mapperpada hostuntuk membuat entri pada portmap. Setelah itu,
program server akan meng-updateentri pada portmap, sedangkan program klien akan
memanggil query dari entri portmap ini. Untuk mencari nomor port yang
diinginkan, program klien kemudian mengirimkan RPC call messageke port mapper
pada server. Apabila proses ini berhasil (server mendukung remoteprogram yang
diminta), port mapperserver akan mengirimkan nomor portyang sesuai pada RPC
reply message. Kemudian proses remote dapat dilakukan dengan menggunakan nomor
porttersebut. Proses ini akan selalu dijalankan setiap kali ada permintaan
remote program dari klien ke server. Namun untuk meminimalisasi pemanggilan
port mapper, pada sisi klien disediakan cacheuntuk menyimpan nomor-nomor port yang
sering digunakan. 
d.      Prosedur
Port Mapper 
Program
port mappermendukung dua protokol, yaitu UDPdan TCP/IP. Program ini terhubung
pada port 111 untuk kedua protokol ini. Berikut ini adalah prosedurprosedur
yang digunakan program port mapperpada kedua protokol ini: 
ร 
NULL
Prosedur ini tidak berfungsi, prosedur ini tidak memberikan parameter dan juga
tidak memberikan hasil. 
ร 
SET
Prosedur ini akan meregister program pada 
port mapper dengan memberikan parameter sebagai berikut: program
number(prog), version number(vers), transport protocol number(prot), dan nomor
portyang diminta untuk layanan ini. Hasil dari prosedur ini berupa Boolean True
atau Falseyang mengindikasikan sukses tidaknya proses mapping. 
ร 
UNSET
Prosedur ini digunakan untuk me-unregisterprogram pada port mappingjika program
remotetidak lagi digunakan. Parameter yang dibawa sama dengan prosedur SET
dikuranginomor protokol dan nomor port. 
ร 
GETPORT
Prosedur ini memberikan parameter berupa nomor program (prog), version
number(vers), dan transport protocol number(prot) untuk mendapatkan hasil
berupa nomor portuntuk program yang diminta. 
ร 
DUMP
Prosedur ini akan mencatat semua entri dalam database port mapper. Prosedur ini
tidak membutuhkan parameter dan memberikan hasil berupa (prog), (prot), (vers),
dan nomor port. 
ร 
CALLIT
Prosedur
ini digunakan untuk memanggil suatu program remotelain pada mesin yang sama
tanpa harus mengetahui nomor portdari program yang diminta.
H.      Algoritma
Remote Prosedure Call 
Input
pesan yang berisi parameter yang akan dikirim ke jaringan  dari user
1.     
Mengirim
pesan ke sistem remote  (server)
2.     
Server
membaca dan mengolah pesan
3.     
Pesan
dikirim dari server ke client
4.     
Client
menerima pesan
5.     
Proses
diatas akan dilakukan berulang-ulang sesuai permintaan user dalam
pengeksekusian RPC dalam suatu remote sistem.
I.        
Struktur Protokol Message RPC
1.     
Call
Message
Dilakukan
oleh klien, dimana meminta server untuk mengeksekusi suatu prosedur. Terdapat nilai-nilai
unsigned integer yang digunakan untuk mengidentifikasi prosedur remote yang
diminta:
·        
Nomor
Program
·        
Nomor
Versi dari Program
·        
Nomor
Prosedur
2.     
Reply
Message
Dikirimkan
oleh server jaringan, bervariasi tergantung apakah call messages yang diminta
klien diterima atau ditolak. Mengandung informasi:
·        
RPM
mengeksekusi call message dengan sukses
·        
Implementasi
remote tidak sesuai dengan protokol yang digunakan (versi yang lebih tinggi
atau lebih rendah ditolak)
·        
Program
remote tidak tersedia pada sistem remote
·        
Program
remote tidak mendukung versi yang diminta klien
·        
Nomor
prosedur yang diminta tidak ada
J.       
Prinsip Kerja Remote Prosedure Call 
Prosedur
call umumnya berkaitan dengan penggunaan stack, penyimpanan parameter yang
diterima dalam stack tersebut dan pengalokasian ruang untuk lokal variabel.
Namun selain itu ada yang disebut dengan Prosedur Call remote, yang berarti
pelaksanaan proses diatas namun pada suatu sistem lain yang berhubungan melalui
suatu jaringan. Sistem prosedur remoteini memiliki cara kerja yang sedikit
banyak mirip, namun berbeda dengan prosedur callbiasa. Berikut adalah gambar
cara kerja dari RPC.
1.     
Client
procedure calls client stub in normal way. 
2.     
Client
stub builds message, calls local OS. 
3.     
Client's
OS sends message to remote OS. 
4.     
Remote
OS gives message to server stub. 
5.     
Server
stub unpacks parameters, calls server. 
6.     
Server
does work, returns result to the stub. 
7.     
Server
stub packs it in message, calls local OS. 
8.     
Server's
OS sends message to client's OS.
9.     
Client's
OS gives message to client stub. 
10.  Stub unpacks result, returns to client. 
Tiap
prosedur yang dipanggil dalam RPC, harus berkoneksi dengan server remote dengan
mengirimkan semua parameter yang dibutuhkan, menunggu balasan dari server dan
melakukan proses kemudian selesai. Proses di atas disebut juga dengan stub pada
sisi klien. Sedangkan Stub pada sisi server adalah proses menunggu tiap message
yang berisi permintaan mengenai prosedur tertentu. (Newmarch,  1995). Server harus membaca tiap parameter
yang diberikan, kemudian memberikan prosedur lokal yang sesuai dengan
permintaan dan parameter. Kemudian setelah eksekusi, server harus mengirimkan
hasil kepada pihak pemanggil proses.
Berikut
ini adalah diagram yang akan menjelaskan secara rince mengenai proses yang
terjadi pada klien dan server dalam eksekusi suatu prosedur RPC :
Berikut
penjelasan dari diagram diatas :
1.     
Klien  memanggil 
prosedur  stub  lokal. 
Prosedur  Stub  akan 
memberikan parameter  dalam  suatu 
paket  yang  akan 
dikirim  ke  jaringan. 
Proses  ini disebut sebagai
marshalling.
2.     
Fungsi  Network 
pada  O/S  (Operating 
system  -  Sistem 
Operasi)  akan dipanggil oleh stub
untuk mengirim suatu message.
3.     
Kemudian  Kernel 
ini  akan  mengirim 
message  ke  sistem 
remote.  Kondisi ini dapat berupa
connectionless atau connection-oriented.
4.     
Stub  pada 
sisi  server  akan 
melakukan  proses  unmarshals 
pada  paket yang dikirim pada network.
5.     
Stub
pada server kemudian mengeksekusi prosedur panggilan lokal.
6.     
Jika
eksekusi prosedur  ini telah selesai,
maka  eksekusi  diberikan 
kembali ke stub pada server.
7.     
Stub  server 
akan  melakukan  proses 
marshals  lagi  dan 
mengirimkan message nilai balikan ( hasilnya ) kembali ke jaringan.
8.     
Message
ini akan dikirim kembali ke klien.
9.     
Stub
klien akan membaca message ini dengan menggunakan fungsi pada jaringan.
10.  Proses 
unmarshalled  kemudian  dilakukan 
pada  message  ini 
dan  nilai balikan akan diambil
untuk kemudian diproses pada proses lokal.
11.  Proses 
diatas  akan  dilakukan 
berulang-ulang  (rekursif)  dalam pengeksekusian RPC dalam suatu remote
sistem.
K.      Remote Prosedure Call 
L.       Study
Contoh  studi 
kasus  RPC  yaitu 
pada  jasa  penge-print-an  di 
rental pengetikan  yang  di 
dalamnya  terdapat  1 
komputer  server,  beberapa komputer  client 
dan  sebuah  printer 
yang  hanya  terhubung 
dengan  server. User  dari 
computer  client  ingin 
mencetak  data  dari 
komputernya.  Biasanya user  memindah 
data  dengan  bantuan 
device  external  seperti 
disket,  flash disk,  hard 
disk,  atau  cd-rw. 
Namun  dengan  RPC 
hal  tersebut  akan 
menjadi lebih efisien.
Solusinya adalah :
Dengan  RPC, 
untuk  mencetak  data 
dari  computer  client, 
computer  client mengirim pesan
“cetak” kepada computer server. Kemudian computer server menerima  perintah 
tersebut  dan  kemudian 
menjalankan  perintah  mencetak data. Setelah  itu 
server  mengirimkan  pesan 
pada  client  berupa 
informasi  “file telah dicetak”.



permisi gan, saya ada sedikit tulisan mengenai protokol websocket dalam beberapa bahasa pemrograman berikut: http://datacomlink.blogspot.co.id/2015/11/implementasi-server-websocket-rfc-6455.html ditunggu feedback-nya ya gan, semoga menambah wawasan bersama.. terima kasih gan..
ReplyDelete