Saturday, October 5, 2013

HUMAN ENCAPSULATION [PART 1: MEMORI]

Enkapsulasi mengacu pada keadaan manusia yang sangat yakin tentang kebenaran persepsinya atas realita yang ada, oleh karena beberapa keterbatasan, dia hanya memiliki gambaran yang tidak lengkap dan tidak akurat tentang keadaan yang sebenarnya. Ada diantara kita yang hanya mementingkan diri sendiri dengan pendapat sendiri (berdasarkan pandangan atau pendapat turunan dengan dasar menghormati leluhur yang sakral) padahal konsep tersebut tidak berarti apa-apa bagi pengembangan pendidikan masa depan.

Human Encapsulation adalah suatu keadaan yang menunjukkan bahwa manusia memiliki keterbatasan, baik dalam pikiran, perasaan, perbuatan, maupun dalam karya manusia. Manusia mampu membuat pesawat dengan teknologi yang sangat tinggi, namun tetap saja ada kerusakan yang terjadi. Hal tersebut menunjukkan bahwa sehebat apapun, manusia tetap memiliki keterbatasan. Namun dengan keterbatasan yang dimiliki bukanlah sebuah halangan ataupun alasan bagi manusia untuk berkarya.

   1.       MEMORI

Memori adalah sesuatu dalam diri manusia yang melibatkan fungsi kognisi maupun gerakan otak dalam proses pengambilan informasi. Memori berhubungan dengan proses mengingat dan ingatan. Apabila manusia tidak memiliki ingatan maka manusia tersebut telah melewatkan suatu pembelajaran. Ingatan atau memori sangat berpengaruh terhadap tahap kesadaran. Manusia yang mengalami ketidaksadaran tidak dapat mengingat apa yang terjadi pada saat kondisi ketidaksadaran itu. Ingatan adalah pusat dari segala kehidupan manusia.


Memori bukan merupakan suatu objek seperti mata, tangan dan organ tubuh lainya. Memori atau ingatan adalah suatu kemampuan untuk mengingat apa yang telah diketahui. Seseorang dapat mengingat sesuatu pengalaman yang telah terjadi atau pengetahuan yang telah dipelajari pada masa lalu. Kegiatan seseorang untuk memunculkan kembali atau mengingat kembali pengetahuan yang dipelajarinya pada masa lalu dalam ilmu psikologi disebut recall memory.

Memori atau ingatan merupakan fungsi yang terlibat dalam mengenang atau mengalami lagi pengalaman masa lalu. Ada tiga tahapan utama dalam proses pembentukan dan pengambilan memori atau ingatan, yaitu:

a.       Encoding: proses dan penggabungan informasi yang diterima
b.      Penyimpanan: penciptaan catatan permanen dari informasi yang telah di-encode
c.       Pengambilan: memanggil kembali informasi yang telah disimpan untuk digunakan dalam suatu proses atau aktivitas.

                 Memori atau ingatan dapat  dikelompokkan menjadi dua, yaitu :

a.       Ingatan Eksplisit ( Ingatan Deklaratif)
Dimana ingatan tersebut diperoleh melalui cara atau usaha tertentu, ingatan ini membutuhkan perhatian, dan pelatihan. Ingatan ini dibagi menjadi dua, yakni semantic dan episodic. Episodik (ingatan autobiografi), dipicu oleh tempat dan lingkungan, menyimpan informasi kapan terjadinya peristiwa, dihubungkan dengan pengalaman pribadi yang dikaitkan dengan penglaman yang lain yang terkait dengan sensasi. Ingatan Semantik mencakup struktur yang jelas dan konsisten (hampir semua hal yang terkait dengan pengetahuan akademis professional, gagasan fakta, pertanyaan khusus. Sistem ingatan ini merupakan system penampilan ingatan paling lemah karena baru saja diproses.

b.      Ingatan Implicit( Ingata Non Deklaratif)
Secara organis diperoleh secara otomatis, ingatan ini dibagi menjadi empat, yaitu :
·         Ingatan procedural (ingatan motoris) adalah ingatan yang disimpan setelah melakukan kegiatan atau keahlian yang dipelajari.
·         Ingatan reflektif ( diperolah melalui S-R) merupakan ingatan yang mendasar yang membuat manusia dapat bertahan hidup, dalam ingatan ini mengodekan, menyimpan, dan memanggil kembali informasi secara langsung dan naluriah. Salah satu fungsi terpenting adalah menjauhkan manusia dari bahaya, misalnya ketika kita secara reflex menarik tangan dari tungku yang panas. Ingatan ini terbentuk secara tidak sadar.
·         Ingatan melalui pengkondisian inderawi terkait dengan perjalanan ingatan menuju otak melalui indera tertentu 9 visual, auditory, tactil).
·         Ingatan emosional terkait dengan informasi sebagai akibat dari stimulus inderawi yang sangat kuat, yang terkait dengan emosi.

Jenis-jenis ingatan atau memori

a.       Memori Sensoris
Memori sensoris adalah ingatan yang berkaitan dengan penyimpanan informasi sementara yang dibawa oleh pancaindera. Setiap pancaindera memiliki satu macam memori sensoris. Memori Sensoris adalah informasi sensoris yang masih tersisa sesaat setelah stimulus diambil. Jadi, di dalam diri manusia ada beberapa macam sensori-motorik, yaitu sensori-motorik visual (penglihatan), sensori-motorik audio (pendengaran), dan sebaganya.  Memori sensorik cukup pendek, dan biasanya akan menghilang segera setelah apa yang kita rasakan berakhir. Sebagai contoh, ketika anda melihat. Kita melihat ratusan hal ketika berjalan selama beberapa menit. Meskipun perhatian tertuju oleh sesuatu yang anda lihat, itu segera terlupakan oleh sesuatu yang lain yang menarik perhatian anda di antara sekian banyak yang ditangkap indera penglihatan.
Keberadaan memori sensoris mempunyai peran yang penting dalam hidup manusia. Orang harus menaruh perhatian pada suatu informasi bila informasi itu harus diingat. Dengan begitu ada proses seleksi dari kesadaran, mana informasi yang diperlukan dan mana yang tidak.

b.      Memori Jangka Pendek
Memori jangka pendek atau sering disebut dengan short-term memory atau working memory adalah suatu proses penyimpanan memori sementara, artinya informasi yang disimpan hanya dipertahankan selama informasi tersebut masih dibutuhkan. Ingatan jangka pendek adalah tempat kita menyimpan ingatan yang baru saja kita pikirkan. Ingatan yang masuk dalam memori sensoris diteruskan kepada ingatan jangka pendek. Ingatan jangka pendek berlangsung sedikit lebih lama dari memori sensoris, selama anda menaruh perhatian pada sesuatu, anda dapat mengingatnya dalam ingatan jangka pendek.

c.       Memori Jangka Panjang
Memori jangka panjang (long term memory) adalah suatu proses memori atau ingatan yang bersifat permanen, artinya informasi yang disimpan sanggup bertahan dalam waktu yang sangat panjang. Kapasitas yang dimiliki ingatan jangka panjang ini tidak terbatas. Memori jangka panjang adalah gundangnya informasi yang dimiliki oleh manusia. Ingatan jangka  panjang berisi informasi dalam kondisi psikologis masa lampau, yaitu semua informasi yang telah disimpan, tetapi saat ini tidak sedang dipikirkan.
Informasi yang disimpan dalam ingatan jangka panjang diduga dapat bertahan dalam waktu yang panjang bahkan selamanya. Kehilangan ingatan pada ingatan jangka panjang ini hanya dimungkinkan apabila seseorang mengalami kerusakan fungsional dari sistem ingatannya.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ingatan

Telah disebutkan sebelumnya bahwa diduga ingatan yang telah masuk ke dalam ingatan jangka panjang akan bertahan lama bahkan selamanya, dan manusia memiliki kemampuan untuk mengenang atau memanggil kembali ingatan tersebut saat dibutuhkan. Namun tidak berarti bahwa semua yang pernah dialami itu akan masuk dan tinggal seluruhnya dalam ingatan. Ada faktor-faktor yang ternyata dapat mempengaruhi daya kerja ingatan, antara lain :
a.     Faktor usia, ingatan paling tajam pada diri manusia kurang-lebih pada masa kanak-kanak (10-14 tahun) dan ini berlaku untuk ingatan yang bersifat mekanis yakni ingatan untuk kesan-kesan penginderaan. Sesudah usia tersebut kemampuan untuk mencamkan dalam ingatan juga dapat dipertinggi akan tetapi untuk kesan-kesan yang mengandung pengertian (daya ingatan logis) dan ini berlangsung antara usia 15-50 tahun.
b.      Kondisi fisik, misalnya kelelahan, sakit dan kurang tidur dapat menurunkan daya kerja atau prestasi ingatan.
c.     Faktor emosi. Dalam hal ini seseorang akan mengingat sesuatu lebih baik, apabila peristiwa-peristiwa itu menyentuh perasaan-perasaan, sedangkan kejadian yang tidak menyentuh emosi seringkali diabaikan.
d.   Minat dan Motivasi. Dalam pengalaman sehari-hari, kita sering mengamati remaja yang tidak lupa suatu lirik lagu walaupun dalam bahasa asing. Orang-orang yang sering bepergian, mempunyai ingatan tentang ilmu bumi yang jauh lebih baik daripada yang tidak pernah kemana-mana. Artinya disini seseorang yang mengingat segala sesuatu tentang hal yang disukainya jauh lebih baik dari pada hal yang tidak disukainya. Jelaslah minat sangat meningkatkan motivasi dan pada gilirannya akan meningkatkan daya ingat. Menurut Kurt Lewin (1890-1947), seorang psikolog jerman, minat dan motivasi berarti konsentrasi energi (forces) pada sektor (region) tertentu dalam kesadaran. Konsentrasi energi inilah yang menyebabkan suatu hal tidak begitu saja dilupakan.

0 comments:

Post a Comment