Enkapsulasi
mengacu pada keadaan manusia yang sangat yakin tentang kebenaran persepsinya
atas realita yang ada, oleh karena beberapa keterbatasan, dia hanya memiliki
gambaran yang tidak lengkap dan tidak akurat tentang keadaan yang sebenarnya. Ada
diantara kita yang hanya mementingkan diri sendiri dengan pendapat sendiri
(berdasarkan pandangan atau pendapat turunan dengan dasar menghormati leluhur
yang sakral) padahal konsep tersebut tidak berarti apa-apa bagi pengembangan
pendidikan masa depan.
Human Encapsulation
adalah suatu keadaan yang menunjukkan bahwa manusia memiliki keterbatasan, baik
dalam pikiran, perasaan, perbuatan, maupun dalam karya manusia. Manusia mampu
membuat pesawat dengan teknologi yang sangat tinggi, namun tetap saja ada
kerusakan yang terjadi. Hal tersebut menunjukkan bahwa sehebat apapun, manusia
tetap memiliki keterbatasan. Namun dengan keterbatasan yang dimiliki bukanlah
sebuah halangan ataupun alasan bagi manusia untuk berkarya.
1.
MEMORI
Memori adalah sesuatu
dalam diri manusia yang melibatkan fungsi kognisi maupun gerakan otak dalam
proses pengambilan informasi. Memori berhubungan dengan proses mengingat dan
ingatan. Apabila manusia tidak memiliki ingatan maka manusia tersebut telah
melewatkan suatu pembelajaran. Ingatan atau memori sangat berpengaruh terhadap
tahap kesadaran. Manusia yang mengalami ketidaksadaran tidak dapat mengingat
apa yang terjadi pada saat kondisi ketidaksadaran itu. Ingatan adalah pusat
dari segala kehidupan manusia.
Memori
bukan merupakan suatu objek seperti mata, tangan dan organ tubuh lainya. Memori
atau ingatan adalah suatu kemampuan untuk mengingat apa yang telah diketahui.
Seseorang dapat mengingat sesuatu pengalaman yang telah terjadi atau
pengetahuan yang telah dipelajari pada masa lalu. Kegiatan seseorang untuk
memunculkan kembali atau mengingat kembali pengetahuan yang dipelajarinya pada
masa lalu dalam ilmu psikologi disebut recall
memory.
Memori
atau ingatan merupakan fungsi yang terlibat dalam mengenang atau mengalami lagi
pengalaman masa lalu. Ada tiga tahapan utama dalam proses pembentukan dan
pengambilan memori atau ingatan, yaitu:
a.
Encoding:
proses dan penggabungan informasi yang diterima
b.
Penyimpanan:
penciptaan catatan permanen dari informasi yang telah di-encode
c.
Pengambilan:
memanggil kembali informasi yang telah disimpan untuk digunakan dalam suatu
proses atau aktivitas.
Memori atau ingatan dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
a. Ingatan Eksplisit ( Ingatan Deklaratif)
Dimana ingatan tersebut diperoleh
melalui cara atau usaha tertentu, ingatan ini membutuhkan perhatian, dan
pelatihan. Ingatan ini dibagi menjadi dua, yakni semantic dan episodic. Episodik (ingatan autobiografi), dipicu
oleh tempat dan lingkungan, menyimpan informasi kapan terjadinya peristiwa,
dihubungkan dengan pengalaman pribadi yang dikaitkan dengan penglaman yang lain
yang terkait dengan sensasi. Ingatan
Semantik mencakup struktur yang jelas dan konsisten (hampir semua hal yang
terkait dengan pengetahuan akademis professional, gagasan fakta, pertanyaan
khusus. Sistem ingatan ini merupakan system penampilan ingatan paling lemah
karena baru saja diproses.
b. Ingatan Implicit( Ingata Non Deklaratif)
Secara organis diperoleh secara
otomatis, ingatan ini dibagi menjadi empat, yaitu :
·
Ingatan procedural (ingatan motoris) adalah
ingatan yang disimpan setelah melakukan kegiatan atau keahlian yang dipelajari.
·
Ingatan reflektif ( diperolah melalui S-R)
merupakan ingatan yang mendasar yang membuat manusia dapat bertahan hidup,
dalam ingatan ini mengodekan, menyimpan, dan memanggil kembali informasi secara
langsung dan naluriah. Salah satu fungsi terpenting adalah menjauhkan manusia
dari bahaya, misalnya ketika kita secara reflex menarik tangan dari tungku yang
panas. Ingatan ini terbentuk secara tidak sadar.
·
Ingatan melalui pengkondisian inderawi terkait
dengan perjalanan ingatan menuju otak melalui indera tertentu 9 visual,
auditory, tactil).
·
Ingatan emosional terkait dengan informasi
sebagai akibat dari stimulus inderawi yang sangat kuat, yang terkait dengan
emosi.
Jenis-jenis
ingatan atau memori
a. Memori Sensoris
Memori sensoris adalah ingatan yang
berkaitan dengan penyimpanan informasi sementara yang dibawa oleh pancaindera.
Setiap pancaindera memiliki satu macam memori sensoris. Memori Sensoris adalah
informasi sensoris yang masih tersisa sesaat setelah stimulus diambil. Jadi, di
dalam diri manusia ada beberapa macam sensori-motorik, yaitu sensori-motorik
visual (penglihatan), sensori-motorik audio (pendengaran), dan sebaganya. Memori sensorik cukup pendek, dan biasanya
akan menghilang segera setelah apa yang kita rasakan berakhir. Sebagai contoh,
ketika anda melihat. Kita melihat ratusan hal ketika berjalan selama beberapa
menit. Meskipun perhatian tertuju oleh sesuatu yang anda lihat, itu segera
terlupakan oleh sesuatu yang lain yang menarik perhatian anda di antara sekian
banyak yang ditangkap indera penglihatan.
Keberadaan memori sensoris
mempunyai peran yang penting dalam hidup manusia. Orang harus menaruh perhatian
pada suatu informasi bila informasi itu harus diingat. Dengan begitu ada proses
seleksi dari kesadaran, mana informasi yang diperlukan dan mana yang tidak.
b. Memori Jangka Pendek
Memori jangka pendek atau sering
disebut dengan short-term memory atau working memory adalah suatu proses
penyimpanan memori sementara, artinya informasi yang disimpan hanya
dipertahankan selama informasi tersebut masih dibutuhkan. Ingatan jangka pendek
adalah tempat kita menyimpan ingatan yang baru saja kita pikirkan. Ingatan yang
masuk dalam memori sensoris diteruskan kepada ingatan jangka pendek. Ingatan
jangka pendek berlangsung sedikit lebih lama dari memori sensoris, selama anda
menaruh perhatian pada sesuatu, anda dapat mengingatnya dalam ingatan jangka
pendek.
c. Memori Jangka Panjang
Memori jangka panjang (long term
memory) adalah suatu proses memori atau ingatan yang bersifat permanen, artinya
informasi yang disimpan sanggup bertahan dalam waktu yang sangat panjang.
Kapasitas yang dimiliki ingatan jangka panjang ini tidak terbatas. Memori jangka
panjang adalah gundangnya informasi yang dimiliki oleh manusia. Ingatan
jangka panjang berisi informasi dalam
kondisi psikologis masa lampau, yaitu semua informasi yang telah disimpan,
tetapi saat ini tidak sedang dipikirkan.
Informasi yang disimpan dalam ingatan
jangka panjang diduga dapat bertahan dalam waktu yang panjang bahkan selamanya.
Kehilangan ingatan pada ingatan jangka panjang ini hanya dimungkinkan apabila
seseorang mengalami kerusakan fungsional dari sistem ingatannya.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ingatan
Telah disebutkan sebelumnya bahwa diduga ingatan yang telah masuk ke
dalam ingatan jangka panjang akan bertahan lama bahkan selamanya, dan manusia
memiliki kemampuan untuk mengenang atau memanggil kembali ingatan tersebut saat
dibutuhkan. Namun tidak berarti bahwa semua yang pernah dialami itu akan masuk
dan tinggal seluruhnya dalam ingatan. Ada faktor-faktor yang ternyata dapat
mempengaruhi daya kerja ingatan, antara lain :
a. Faktor
usia, ingatan paling tajam pada diri manusia kurang-lebih pada masa
kanak-kanak (10-14 tahun) dan ini berlaku untuk ingatan yang bersifat mekanis
yakni ingatan untuk kesan-kesan penginderaan. Sesudah usia tersebut kemampuan
untuk mencamkan dalam ingatan juga dapat dipertinggi akan tetapi untuk
kesan-kesan yang mengandung pengertian (daya ingatan logis) dan ini berlangsung
antara usia 15-50 tahun.
b.
Kondisi
fisik, misalnya kelelahan, sakit dan kurang tidur dapat menurunkan daya
kerja atau prestasi ingatan.
c. Faktor
emosi. Dalam hal ini seseorang akan mengingat sesuatu lebih baik, apabila
peristiwa-peristiwa itu menyentuh perasaan-perasaan, sedangkan kejadian yang
tidak menyentuh emosi seringkali diabaikan.
d. Minat dan
Motivasi. Dalam pengalaman sehari-hari, kita sering mengamati remaja yang
tidak lupa suatu lirik lagu walaupun dalam bahasa asing. Orang-orang yang
sering bepergian, mempunyai ingatan tentang ilmu bumi yang jauh lebih baik
daripada yang tidak pernah kemana-mana. Artinya disini seseorang yang mengingat
segala sesuatu tentang hal yang disukainya jauh lebih baik dari pada hal yang
tidak disukainya. Jelaslah minat sangat meningkatkan motivasi dan pada
gilirannya akan meningkatkan daya ingat. Menurut Kurt Lewin (1890-1947),
seorang psikolog jerman, minat dan motivasi berarti konsentrasi energi (forces)
pada sektor (region) tertentu dalam kesadaran. Konsentrasi energi inilah yang
menyebabkan suatu hal tidak begitu saja dilupakan.
0 comments:
Post a Comment