Persepsi
adalah sebuah proses saat individu mengatur dan menginterpretasikan kesan-kesan
sensoris mereka guna memberikan arti bagi lingkungan mereka. Perilaku individu
seringkali didasarkan pada persepsi mereka tentang kenyataan, bukan pada kenyataan
itu sendiri.
Persepsi
merupakan suatu proses yang didahului oleh penginderaan, yaitu suatu stimulus
yang diterima oleh individu melalui alat reseptor yaitu indera. Alat indera
merupakan penghubung antara individu dengan dunia luarnya. Persepsi merupakan
stimulus yang diindera oleh individu, diorganisasikan kemudian
diinterpretasikan sehingga individu menyadari dan mengerti tentang apa yang
diindera.
Gibson,
dkk (1989) dalam buku Organisasi Dan Manajemen Perilaku, Struktur; memberikan
definisi persepsi adalah proses kognitif yang dipergunakan oleh individu untuk
menafsirkan dan memahami dunia sekitarnya (terhadap obyek). Gibson juga
menjelaskan bahwa persepsi merupakan proses pemberian arti terhadap lingkungan
oleh individu. Oleh karena itu, setiap individu memberikan arti kepada stimulus
secara berbeda meskipun objeknya sama. Cara individu melihat situasi seringkali
lebih penting daripada situasi itu sendiri.
Dari
pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pengertian persepsi merupakan suatu
proses penginderaan, stimulus yang diterima oleh individu melalui alat indera
yang kemudian diinterpretasikan sehingga individu dapat memahami dan mengerti
tentang stimulus yang diterimanya tersebut. Proses menginterpretasikan stimulus
ini biasanya dipengaruhi pula oleh pengalaman dan proses belajar individu.
Faktor yang mempengaruhi presepsi
a. Faktor Internal, yaitu faktor-faktor
yang terdapat dalam diri individu, yang mencakup beberapa hal antara lain :
·
Fisiologis. Informasi masuk melalui alat indera,
selanjutnya informasi yang diperoleh ini akan mempengaruhi dan melengkapi usaha
untuk memberikan arti terhadap lingkungan sekitarnya. Kapasitas indera untuk
mempersepsi pada tiap orang berbeda-beda sehingga interpretasi terhadap
lingkungan juga dapat berbeda.
·
Perhatian. Individu memerlukan sejumlah energi
yang dikeluarkan untuk memperhatikan atau memfokuskan pada bentuk fisik dan fasilitas
mental yang ada pada suatu obyek. Energi tiap orang berbeda-beda sehingga
perhatian seseorang terhadap obyek juga berbeda dan hal ini akan mempengaruhi
persepsi terhadap suatu obyek.
·
Minat. Persepsi terhadap suatu obyek bervariasi
tergantung pada seberapa banyak energi atau perceptual vigilance yang
digerakkan untuk mempersepsi. Perceptual vigilance merupakan kecenderungan
seseorang untuk memperhatikan tipe tertentu dari stimulus atau dapat dikatakan
sebagai minat.
·
Kebutuhan yang searah. Faktor ini dapat dilihat
dari bagaimana kuatnya seseorang individu mencari obyek-obyek atau pesan yang
dapat memberikan jawaban sesuai dengan dirinya.
·
Pengalaman dan ingatan. Pengalaman dapat
dikatakan tergantung pada ingatan dalam arti sejauh mana seseorang dapat mengingat
kejadian-kejadian lampau untuk mengetahui suatu rangsang dalam pengertian luas.
·
Suasana hati. Keadaan emosi mempengaruhi
perilaku seseorang, mood ini menunjukkan bagaimana perasaan seseorang pada
waktu yang dapat mempengaruhi bagaimana seseorang dalam menerima, bereaksi dan
mengingat.
b. Faktor Eksternal, merupakan
karakteristik dari linkungan dan obyek-obyek yang terlibat didalamnya.
Elemen-elemen tersebut dapat mengubah sudut pandang seseorang terhadap dunia
sekitarnya dan mempengaruhi bagaimana seseoarang merasakannya atau menerimanya.
Sementara itu faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi persepsi adalah :
·
Ukuran dan penempatan dari obyek atau stimulus.
Faktor ini menyatakan bahwa semakin besrnya hubungan suatu obyek, maka semakin
mudah untuk dipahami. Bentuk ini akan mempengaruhi persepsi individu dan dengan
melihat bentuk ukuran suatu obyek individu akan mudah untuk perhatian pada
gilirannya membentuk persepsi.
·
Warna dari obyek-obyek. Obyek-obyek yang
mempunyai cahaya lebih banyak, akan lebih mudah dipahami (to be perceived)
dibandingkan dengan yang sedikit.
·
Keunikan dan kekontrasan stimulus. Stimulus luar
yang penampilannya dengan latarbelakang dan sekelilingnya yang sama sekali di
luar sangkaan individu yang lain akan banyak menarik perhatian.
·
Intensitas dan kekuatan dari stimulus. Stimulus
dari luar akan memberi makna lebih bila lebih sering diperhatikan dibandingkan
dengan yang hanya sekali dilihat. Kekuatan dari stimulus merupakan daya dari
suatu obyek yang bisa mempengaruhi persepsi.
·
Motion atau gerakan. Individu akan banyak
memberikan perhatian terhadap obyek yang memberikan gerakan dalam jangkauan
pandangan dibandingkan obyek yang diam.
Representasi
adalah sebuah cara dimana memaknai apa yang diberikan pada benda yang
digambarkan, konsep lama mengenai representasi ini didasarkan pada premis bahwa
ada sebuah gap representasi yang menjelaskan perbedaan antara makna yang
diberikan oleh representasi dan arti benda yang sebenarnya digambarkan.
Chris Barker menyebutkan bahwa representasi
merupakan kajian utama dalam cultural studies, representasi sendiri dimaknai
sebagai bagaimana dunia dikonstruksikan secara sosial dan disajikan kepada kita
dan oleh kita di dalam pemaknaan tertentu. Cultural studie memfokuskan diri
kepada bagaimana proses pemaknaan representasi itu sendiri.
Representasi
merujuk kepada konstuksi segala bentuk media terutama media massa terhadap
segala aspek realitas atau kenyataan seperti masyarakat, objek, peristiwa,
hingga identitas budaya. Representasi ini bisa berbentuk kata-kata atau tulisan
bahkan juga dapat dilihat dalam bentuk gambar bergerak atau film. Representasi
tidak hanya melibatkan bagaimana identitas budaya disajikan atau
dikonstruksikan di dalam sebuah teks tapi juga dikonstruksikan di dalam proses
produksi dan resepsi oleh masyakarat yang mengkonsumsi nilai-nilai budaya yang
direpresentasikan tadi.
Contoh
dari representasi dalam kehidupan sehari-hari dapat dilihat dari banyak
masyarakat khususnya wanita yang dibanjiri oleh bermacam iklan produk yang
hadir melalui televisi, radio, maupun media lainnya. Bermacam produk saling
berlomba dalam melakukan beragam trik
menawarkan perubahan warna kulit, terstruktur, dan sebagainya itu
membuat wanita atau calon konsumen yang melihat iklan menjadi tertarik untuk
menggunakan produk tersebut, iklan produk tersebut dengan bentuk penawaran yang
sedemikian rupa memberikan pencitraan tersendiri dalam membentuk suatu frame
dalam masyarakat.
0 comments:
Post a Comment